Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Meruya Muktilaku IPNU-IPPNU

Gambar
Muktilaku -Manusia diciptakan dengan Rahmat yang beragam, kemampuan dan kecenderungannya pun tidak sama, bila perlu harus ada penyamaan persepsi dan penyamaan misi-misi. Namun bukan berarti sama sekali nihil persamaan. Ada kondisi di mana manusia merasakan hal yang sama, walaupun untuk menjamin benar-benar sama itu juga sulit, yang jelas ada standar ungkapan bahwa setiap manusia merasakan titik itu; sedih, bahagia, senang, lapar, haus, dls. Selasa, 28 oktober 2025 adalah kali kedua kegiatan teman-teman Muktilaku dengan Koranting IPNU-IPPNU Banjarejo Pakis. Di awal dulu porsi kebudayaan menjadi kajian utama. Bagaimana memaknai budaya bukan pada titik materialistic semata, anak-anak seusia SMP-SMA menjadi pijar pendar dalam kajian kebudayaan kala itu. Disaksikan Kepala Desa, Ketua Tanfidziah NU dan beberapa pegiat budaya di Desa Banjarejo. Sedangkan kajian kedua ini adalah pembacaan atas sejara, historiografi dan timeline persinggungan islam dengan budaya nusantara, islam dengan ragam po...

Peta Historiografi Islam Nusantara

Gambar
Muktilaku- Masuknya Islam ke Indonesia merupakan salah satu proses transformasi peradaban terbesar dalam sejarah dunia Islam. Islam tidak hadir di Nusantara melalui penaklukan militer, melainkan lewat mekanisme sosial dan budaya yang damai. Penyebarannya berlangsung perlahan, melalui jaringan perdagangan internasional, pergerakan ulama, serta proses asimilasi nilai-nilai lokal dengan ajaran Islam. Proses ini menunjukkan kemampuan Islam untuk berdialog dengan kebudayaan lain, sekaligus mengonfirmasi wataknya yang terbuka dan kontekstual. Historiografi Kajian tentang asal-usul Islam di Indonesia telah lama menjadi arena perdebatan historiografis. Sebagaimana dikemukakan oleh Dzulkifli (2021), terdapat dua pendekatan besar dalam membaca sejarah ini, tradisionalis dan revisionis. Pendekatan tradisionalis menggunakan sumber internal Islam seperti catatan ulama dan kronik lokal, sedangkan pendekatan revisionis mengandalkan sumber eksternal seperti laporan Tionghoa, Portugis, dan Eropa. Masin...

Lahir, Tumbuh dan Menanam Kembali

Gambar
Logo Mukti Komunitas ini berdiri di Malang pada 17 November 2023, berawal dari kepedulian terhadap semakin menipisnya perhatian masyarakat terhadap kebudayaan Nusantara. Beragam nilai, tradisi, dan pengetahuan lokal yang dahulu menjadi panduan hidup kini banyak terlupakan di tengah perubahan zaman. Dari keprihatinan itulah muncul semangat untuk membangun ruang belajar bersama yang berfokus pada pemahaman, pelestarian, dan penerapan nilai-nilai kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan komunitas mencakup kajian cerita tutur, sejarah lokal, tradisi, dan ragam kearifan Nusantara. Setiap tema diangkat bukan sekadar untuk mengenang masa lalu, tetapi untuk menemukan relevansinya dengan kehidupan masa kini. Melalui diskusi, lokakarya, dan kegiatan lapangan, para anggota berupaya memahami bagaimana nilai-nilai budaya dapat dihidupkan kembali dalam konteks modern tanpa kehilangan makna dasarnya. Salah satu bidang perhatian yang cukup menonjol adalah kajian sejarah, tradisi dan ak...